Pembuatan Yoghurt Dengan Susu Bubuk Dan Susu
UHT
(Making Yogurt With Milk Powder And UHT Milk)
Asmi Resiana, Apriana Anania, Dendi Irawan, Hilyadi
Edstiv Bagayo, Intani Islamiyati, Namira Putri A.
Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura Pontianak.
ABSTRAC
Yogurt is a product
fermentation the basic materials Natural milk or milk that has been subjected
to some process of as milk UHT . Experiment this time tried to see the
difference between yogurt which was built by with the basic milk powder and
milk uht the difference to be tested will use test organoleptik covering color
, texture and a sense of yogurt . Experiment done by heating milk in
temperature 65o celsius for 15-30 minutes , afterward in chill until
temperature 45o celsius , and inserted bacteria starter Lactobacillus bulgaricus and milk is
fermented on room temperature for 24 hours . The results showed that not there
are many the differences in yogurt made based on material milk powder and milk
uht in test organoleptic obtained color yogurt dominant white , texture dilute
, and a sour taste . Organoleptik test results showed yogurt made less popular
because texture and it has very acid.
Key word : Natural
milk, Yoghurt, UHT Milk, Lactobacillus bulgaricus.
ABSTRAK
Yogurt
merupakan produk fermentasi dari bahan dasarnya susu alami atau susu yang telah
mengalami beberapa proses seperti susu uht .Percobaan kali ini mencoba melihat
perbedaan antara yogurt yang di buat dengan susu bubuk dasar dan susu uht
perbedaan yang akan diuji akan menggunakan menguji organoleptik meliputi warna ,
tekstur dan rasa yogurt .Percobaan dilakukan dengan pemanasan susu dalam suhu
65o celcius untuk 15-30 menit , setelah itu dalam suhu dingin sampai
45o celcius , dan dimasukkan bakteri dan bahan dasar lactobacillus
bulgaricus susu itu fermentasi pada suhu ruangan selama 24 jam .Hasilnya
menunjukkan bahwa tidak ada banyak perbedaan yogurt dibuat berdasarkan bahan
susu bubuk dan susu uht dalam test organoleptic yogurt dominan diperoleh warna
putih , tekstur encer , dan rasa asam .Hasil tes menunjukkan organoleptik
yogurt yang buat kurang disukai karena
tekstur dan memiliki rasa sangat asam .
PENDAHULUAN
Susu segar mengandung berbagai komponen
zat gizi lengkap tang sangat bermanfaat bagi tubuh. Komposisi susu terdiri
atas, lemak susu dan bahan kering tanpa lemak, susu merupakan sumber kalsium,
fosfor, vitamin dan protein yang sangat baik mutu protein susu setara dengan
protein daging dan telur. Protein susu sangat kaya akan lisin. Yaitu salah satu
asam amino esensial yang sangat dibutuhkan untuk tubuh (Effendi, 2009)
Susu merupakan bahan yang mudah
mengalami kerusakan apabila tidak ditangani dengan tepat, kerusakan pada susu
segar terutama disebabkan oleh perubahan aktivitas enzim serta kontaminasi
mikroba pathogen. Perubahan aktivitas enzim mengakibatkan kandungan protein
terpecah menjadi senyawa yang lebih
sederhana (Asam amino). Hasil penguraian ini menyebabkan mikrobadapat tumbuh
lebih cepat karena asam amino dapat digunakan sebagai sumber nitrogen dan
karbon bagi pertumbuhan bakteri (Ginting,2005).
Susu di pasaran beredar dalam beberapa
bentuk yaitu susu bubuk, susu cair , susu full cream, susu uht dan lain-lain.
Salah satu jenis susu adalah susu UHT, Susu UHT adalah susu yang dibuat
menggunakan proses pemanasan yaitu melebihi proses pasteurisasi, umunya mengacu
pada kombinasi waktu dan suhu tertentu dalam rangka memperoleh produk komersil
yang steril. Pemilihan kombinasi antara waktu dan suhu yang tepat disebut juga
teknik sterilisasi UHT (Eniza, 2004).
Produk-produk olahan susu telah
diketahui memegang peranan penting dalam makanan manusia di berbagai negara.
Dengan tingkat nutrisinya yang tinggi, produk olahan susu dapat dijadikan
makanan tambahan walau susu/olahannya hanya mewakili sekitar 10% konsumsi total
protein. Salah satu produk olahan susu adalah yoghurt (Ginting,2005).
Yoghurt adalah susu asam yang
merupakan hasil fermentasi susu oleh bakteri asam laktat. Yoghurt biasa dibuat
dengan menggunakan dengan dua jenis bakteri asam laktat yaitu streptococcus
thermophilus dan lactobacillus bulgaricus sebagai starter. Selain itu ada juga
yoghurt yang ditambahkan bakteri asam laktat yang bersifat probiotik bakteri
probiotik dapat hidup dan melakukan proses metabolism didalam usus dan dapat
hidup di saluran pencernaan. BAL mempunyai sifat penting yaitu dapat merombak
senyawa kompleks dan menghasilkan asam laktat (Herawati,2011).
Pada pembuatan yoghurt dilakukan proses
fermentasi dengan memanfaatkan bakteri asam laktat misalnya dari golongan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcuc
thermophilus. Streptococcus thermophilus
berkembang biak lebih cepat dan menghasilkan baik asam maupun CO2. Asam dan CO2
yang dihasilkan tersebut kemudian merangsang pertumbuhan dari Lactobacillus bulgaricus. Di sisi lain, aktivitas proteolitik dari Lactobacillus bulgaricus memproduksi peptida penstimulasi dan asam amino untuk
dapat dipakai oleh Sreptococcus thermophilus. Mikroorganisma ini sepenuhnya
bertanggung jawab atas pembentukan tekstur dan rasa yoghurt (Goff, 2003).
Temperatur memegang peranan penting bagi
pertumbuhan bakteri. Dalam pengembangbiakannya dengan cara membelah diri,
bakteri memerlukan temperatur dan keadaan lingkungan tertentu sehingga daur
hidupnya dapat terus berjalan. Menurut Eckles (1980) pengaruh temperatur
terhadap mikroorganisma dapat digolongkan 3 bagian yaitu temperatur rendah
yaitu di bawah 10°C, biasanya pertumbuhan mikroorganisma menjadi lambat pada
temperatur ini. Temperatur sedang yaitu 10 – 43°C. Diantara susu ini akan
didapati suhu optimum bagi organisma secara mayoritas. Temperatur tinggi yaitu
di atas 43°C. Kebanyakan mikroorganisma mati pada temperatur sekitar dan di
atas 60°C. Pada penelitian ini diharapkan dapat diketahui suhu yang paling
optimal untuk bakteri berkembang biak secara aktif.
BAHAN DAN METODE
Percobaan pembuatan yoghurt
dilakukan di fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas
tanjungpura selama 2 hari yaitu sabtu 19 desember 2015 dan 20 desember 2015. Bahan yang digunakan adalah
Biakan murni Lactobacillus bulgaricus, susu bubuk merk Dancow, susu UHT Frisian
flag, susu merk Frisian Flag, susu merk Zee, susu merk hilo, susu merk indomilk
dan akuades.
Cara kerja susu sebanyak 200 ml
dipanaskan diatas hotplate dengan suhu 65oC selama 15-30 menit, susu
diaduk slamapemanasan kemudian susu didinginkan pada suhu 45oC,
dimasukan starter Lactobacillus bulgaricus sebanyak 100 ml. lalu dimasukan
kedalam gelas dan ditutup selanjutnya di inkubasi pada suhu ruang salema 1X24
jam. Kemudian di ukur PH susu terlebih dahulu menggunakan PH meter di usahakan
Ph yoghurt 4-5. Terakhir dilakukan uji organoleptik yang meliputi warna, aroma
dan rasa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan dan pengamatan. Didapatkan hasil sebagai
berikut.
Tabel 1. Tabel hasil uji Organoleptik pada
sample susu
No
|
Sample Susu
|
Uji Organoleptik
|
|
Keterangan
|
|||
Warna
|
Aroma
|
Rasa
|
|
Suka
|
Tidak suka
|
||
1
2
3
4
5
6
|
Dancow
UHT
(Frisian flag)
Indomilk
Frisian flag
Zee
HILO
|
Putih
Putih krim
Putih kekuningan
Putih
Putih
Putih
|
Wangi
Wangi
Wangi
Wangi
Wangi
wangi
|
asam
Asam
Asam
Asam
Asam manis
Asam
|
|
13
3
4
9
12
13
|
25
35
34
29
26
25
|
|
|||||||
|
|||||||
|
|||||||
|
|||||||
|
Susu merupakan bahan pangan yang
mempunyai nilai gizi yang tinggi, sehinga menjadi medium yang sangat disukai
oleh organisme untuk pertumbuhan dan perkembangan bacteria. Susu perlu diolah
dan diawetkan agar nilai gizi didalamnya tidak rusak salah satunya dengan cara
pengolahan dan pengawetan susu adalah fermentasi susu menjadi yoghurt
(Effendi,2009).
Fermentasi adalah proses pengolahan
susu yang melibatkan aktifitas satu atau beberapa mikroorganisme yang
menguntungkan sehingga dapat meninggkatkan nilai guna dan nilai social ekonomi
suatu produk (Tejasari,2005). Fermentasi merupakan bentuk tertua dari
bioteknologi orang samaria dan babilonia kuno sudah menikmati hasil fermentasi
yaitu berupa bir sejak 6000 tahun sebelum masehi. Tujuan fermentasi adalah
untuk menghasilkan suatu produk (Bahan pangan) yang mempunyai kandungan
nutrisi, tekstur, biological availability yang lebih baik disamping juga
menurunkan nilai nutrisinya.
Salah satu hasil fermentasi adalah
yoghurt yang dibuat dari bahan dasar susu. Yoghurt merupakan produk fermentasi
susu yang menggunakan bakteri lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus (Wardani,2005). Wahyudi (2006) menytakan bahwa L. bulgaricus dan
S. thermophilus merupakan bakteri asam laktat BAL yang membantu dalam proses
fermentasi susu menjadi yoghurt karena bakteri asam laktat adalah bekteri yang
menguntungkan. BAL memiliki sifat penting yaitu mempunyai kemampuan dalam
merombak senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga dapat
dihasilkan asam laktat, pemberian BAL dapat menurunkan nilai pH bahan pangan
pertumbuhan mikroorganisme lainnya dapat lambat karena adanya penurunan pH tersebut.
Proses pembuatan yoghurt sangat
bervariasi tetapi pada dasarnya sama yaitu memfermentasikan susu dengan
menggunakan biakan lactobacillus bulgaricus dan streptococcus thermophilus.
Susu yang akan di fermentasikan dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 65-90o
C selama 15-30 menit tujuan pemanasan adalah untuk menurunkan populasi mikroba
dalam susu dan memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan biakan youghurt.
selain itu, pemanasan juga bertujuan mengurangi kadar air sehingga nantinya
akan diperoleh yoghurt yang lebih padat (Foster,1957). Temperature pemanasan
yang digunakan yaitu 65oC-90oC dikarenakan pada umumnya
mikroorganisme akan mati pada suhu tersebut (Ginting,2005).
Starter L. bulgaricus dan S.
thermophilus dimasukan setelah yoghurt didinginkan sampai suhu 40oC. Hal ini
disebabkan starter akan mati jika dimasukan disuhu tinggi. suhu 10-43oC merupakan
suhu optimum bagi organisme untuk melakukan pertumbuhan (Eckles,1980). Kemudian
di inkubasi pada suhu ruang selama 1x24 jam tujuan inkubasi adalah untuk
mengasamkan yoghurt sampai pH 4 atau 5. Pada saat inkubasi bakteri akan
memfermentasikan susu menjadi asam laktat (Davis,1984).
Setelah diinkubasi dan terjadi proses
fermentasi maka dilakukan uji organoleptik, uji organoleptik adalah cara
menilai karakter mutu suatu makanan dan minuman menggunakan panca indera yang
digunakan untuk menilai bergantung pada karakter yang dinilai. Biasanya, yang
digunakan adalah indera pencicip di rongga mulut, dan pencium di rongga hidung.
Tujuan dari adanya uji organoleptik adalah berkaitan erat dengan mutu pengujian
organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kmunduran mutu,dan krusakan
lainnya dari suatu produk (ferdiaz,1992). Pada praktikum pembuatan yoghurt ini
indicator uji organoleptiknya adalah warna, aroma dan rasa. Pada pengujian
warna didapatkan dua warna yaitu warna putih pada susu dancow, Frision flag
(bubuk), zee, dan Hilo. Sedangkan UHT frision flag dan indomilk berwarna putih
kekuningan. Warna yoghurt di pengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh ternak,
makanan hijau adlah sumber yang baik bagi beta karoten yang terdapat pada lemak
air susu. Sehingga, menandakan susu berwarna putih memiliki kandungan yang
lebih rendah dibanding yang berwarna kekuningan yang mendapat karotin dari
lemak susu (Ginting,2005).
Uji organoleptik (rasa) pada enam jenis
susu menghasilkan rasa asam. Sesuai yang disebutkan literature (Davies &
law,1984). Youghurt pada umumnya memiliki cita rasa yang asam menyegarkan yang
tajam. Rasa asam merupakan indikasi perkembangbiakan dari percampuran bakteri
yang berjalan baik dan cepat (Driessen,1981). Rasa asam pada yoghurt juga
menunjukan bahwa adanya asam laktat yang telah terbentuk sabagai hasil kerja
dari bekteri (Eckles,1980). Menurut Adnar (1984) keasaman yang tercapai dapat
menganggu pertumbuhan bakteri yang tidak dikehandaki, terutama bakteri yang
menyebabkan diare seperti clostridium difficile pada orang dewasa dan rotavirus
pada anak-anak sedangkan aroma yang terbentuk wangi khas seperti bau pada susu
umumnya.
Hasil pengujian menghasilkan dari ke 6
merk susu pada umumnya tidak suka dengan rentang tidak lebih dari 70% dibanding
yang suka. Susu yang memiliki hasil pengujian rasa suka terbanyak yaotu pada
dancow dan Hilo disebabkan karena adanya rasa manis dan rasa asam tidak setajam
susu lain. Berdasarkan hasil uji dapat diketahui bahwa banyak yang tidak suka
dikarenakan rasa asam yang sangat tajam pada setiap yoghurt. Yang dikarenakan
bakteri terus menerus melakukan fermentasi yang menghasilkan asam laktat
sehingga membuat ph yoghurt mencapai 4-5 (Goff,2003).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Yoghurt
adalah produk hasil fermentasi susu menggunakan bakteri sebagai starter dan
hasil akhirnya berupa pembentukan asam laktat yang memiliki cita rasa asam.
2. pembentukan
yoghurt ditandai dengan pemberian starter Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus pada susu hasil pemanasan dan diinolulasi sampai pH 4-5.
3. Uji
organoleptik dengan indicator warna,aroma dan rasa menghasilkan banyak penguji
yang tidak sukadari pada suka dengan produk hasil praktikum yoghurt.
Saran
Sebainya
praktikum selanjutnya pembuatan yoghurt tidak hanya menggunakan bahan dari susu
sapi saja, tetapi dapat juga dari susu jagung manis.
DAFTAR
PUSTAKA
Adnan,
M. 1984. Kimia dan Teknologi Pengolahan Susu. UGM Press, Yogyakarta
Davies,
F.L & Law B.A,1984. “Advancesin the microbiology and biochemistry of cheese
and fermented milk”.London. Elseviesapplied science.
Driessen,
F 1981. “Mixed Culture Fermentations”. Education academic press. London.
Eckles,
C.H. and H. Machy. 1980. Milk and milk product 4th edition” Bombay
new delhi.
Effendi,
M.H, Hartini, Sorini, dan A.M. Lusiastuti 2009. “Peningkatan Kualitas Yoghurt
dari susu kambing dengan penambahan bubuk susu skim dan pengaturan suhu
peraman”. Jurnal peneliti med. Eksakta,
Vol 8 No 3. Hal 185-192.
Eniza,
Saleh, .2004. “Teknologi Pengolahan Susu
dan Hasil Ikutan Ternak”, Jurnal USU
Digital Library.
Ferdiaz,1992.
“Mikrobiologi pengolahan pangan lanjut”. Departemen pendidikan dan kebudayaan
direktorat jendral pendidikan tinggi”.bogor
Foster,1957.”Daily
microbiology”.englewood clys. New jersey.
Ginting,
nurzainah dan Elsa yesturi Pasaribu.2005. “ pengaruh temperature dalam
pembuatan yoghurt dari berbagai jenis susu dengan menggunakan Lactobacillus
bulgaricus dan streptococcus thermophilus”. Journal
agribisnis peternakan. Vol 1 No 2 hal 71-77.
Goff,
D 2003. “Yoghurt diary scince and technology university of guelf. Canada.
Herawati,
D. A. dan A.A. wibawa.2011.Pengaruh konsentrasi susu skim dan waktu fermentasi
terhadap hasil pembuatan soygurt”. Jurnal
ilmiah teknik lingkungan Vol 1 No 2 universitas setiabudi Surakarta
Tejasari.2005.
“Nilai Gizi pangan Ed I,” Graha ilmu Yogyakarta.
Wahyudi,
M 2006.”proses pembuatan dan analisis mutu yoghurt”. Jurnal tekhnik pertanian Vol 11 No 7.
Wardani,
D.H, Diana C.H, Dan A.P. Eko.2015.”Kajian pengaruh cara pembuatan susu jangung
rasio dan waktu fermentasi terhadap karakteristik yoghurt jagung manis”. Journal Momentum Vol. 11 No. 1
Comments
Post a Comment
Kalau ada yang mau ditanyakan atau didiskusikan silahkan tulis di kolom komentar.. salam...